Jumat, 04 Desember 2009

Jalur Gunung Merbabu

Untuk melakukan pendakian di gunung Merbabu, ada banyak jalur yang bisa dilalui diantaranya: 1. Kopeng Thekelan
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Thekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.

Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba di puncak menjelang matahari terbit. Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha sehingga akan kita temui beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.

Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa Pening.

Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air dan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih, harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapaan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang.

Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos IV kita mendaki Gunung Watu Tulis, jalurnya agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang.

Pos IV yang berada di puncak Gunung Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Dari puncak Kenteng Songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Sundoro yang akan terlihat sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk didaki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9.
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Kita akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah dan menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Di sepanjang jalan kita dapat menyaksikan Gunung Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.

Kita akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai di perkampungan penduduk. Sambutan sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gunung Merbabu. Apabila Anda tidak bisa berbahasa Jawa ucapkan saja terima kasih.

Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke Yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.


Merbabu


Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa Tengah.

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak Gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

Jalur Pendakian

Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen (hutan tumbuhan runjung, yang tidak cukup mendukung sarana bertahan hidup atau survival), serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.

Selasa, 01 Desember 2009

SURVIVAL

Survival merupakan suatu tekhnik bertahan hidup di alam bebas, dan timbulnya keadaan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Faktor-faktor kesulitan tersebut antara lain: a. Keadaan alam( cuaca, keadaan medan) b. keadaan malhluk hidup lain disekitar kita( binatang, tumbuhan-tumbuhan beracun, dan tumbuhan-tumbuhan yang dapat dimakan) c. keadan diri sendiri( mental, keadaan fisik, dan keadaan kesehatan) Definisi survival Survival yang terdiri dari 8 huruf mempunyai arti tersendiri, yakni: S= sadar dalam keadaan gawat dan darurat U= usahakan untuk tetap tenang dan tabah R= rasa takut dan putus asa hilangkan V= vitalitas tingkatkan I= ingin tetp hidup dan selamat itu tujuannya V= variasi alam bisa dimanfaatkan A= asal mengerti, berlatih, dan tahu caranya L= Lancar slaman, slumun, slamet Sikap mental(mental yang mendukung survival) a. Semangat untuk tetap hidup b. Kepercayaan diri c. Akal sehat b. Disiplin serta rencan kegiatan matang e. Kemamuan belajar dari pengalaman f. pengetahuan tentang rimba, laut, dan lingkungan serta memiliki pengetahuan tentang ekologi dan biologi

Senin, 30 November 2009

Climbing


Sebagaimana diketahui, olah raga panjat tebing yang populer di kalangan remaja sebagai olah raga panjat dinding pada akhir-akhir ini menjadi sangat populer dan banyak diminati oleh para remaja generasi muda kita. Hal ini tampak dari semakin seringnya diselenggarakan kejuaraan sejenis, baik yang dilakukan di sekolah sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang digemari maupun yang diselenggarakan oleh para mahasiswa pecinta alam sebagai salah satu kegiatan integrasi antara mahasiswa dan pelajar sekolah lanjutan. Olah raga panjat dinding telah menjadi “trend” yang digemari dan dijadikan olah raga tantangan bagi para generasi muda.Di samping itu, olah raga yang penuh tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian dan ketrampilan ini ternyata mampu menjadi olah raga alternatif bagi para generasi muda kita, untuk menyalurkan energi mereka pada kegiatan yang positif dan konstruktif. Olah raga panjat tebing memiliki seperangkat nilai positif yang harus kita kembangkan terus, antara lain pembentukan watak dan karakter, mengokohkan kepribadian, memupuk jiwa sportif, sederhana, patriotis dan penuh semangat juang, serta merupakan penyaluran bakat dan prestasi.Olah raga keras seperti panjat tebing ini mengandung beberapa nilai positif unruk pembinaan kepribadian. Nilai tersebut dibutuhkan dalam mengembangkan kepribadian bagi penyiapan sumber daya manusia untuk pembangunan. Nilai tersebut antara lain :
Sebagai arena penumbuhan dan pembinaan disiplin
Dapat memupuk semangat dan jiwa kompetisi yang sehat
Mendidik pribadi yang kuat, ulet, dan tidak kenal menyerah
Membina kemampuan fisik yang prima
Membina persatuan dan kesatuan
Membangkitkan rasa cinta tanah air
Menuntut kemampuan teknis khusus, sehingga harus mengikuti perkembangan teknologi
Meningkatkan sumber daya manusiaDibandingkan dengan olah raga lainnya, panjat tebing termasuk sangat khas. Untuk bisa melakukan olah raga ini tidak cukup hanya mengandalkan fisik dan mental yang sempurna, namun kita juga perlu peralatan yang memadai untuk tetap menjamin keselamatan selama memanjat.Perkembangan kegiatan panjat tebing di Indonesia adalah merupakan perwujudan nyata dari dinamika pemuda Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam organisasi-organisasi induk kegiatan pemanjat tebing dan pendaki gunung sesuai dengan jenis dan fungsinya dengan tujuan akhir mencapai cita-cita berlandaskan falsafah negara Pancasila.Pemerintah sendiri selalu mendorong dan memberikan motivasi serta menciptakan iklim yang kondusif agar olah raga panjat tebing dapat berkembang dengan pesat, karena dengan demikian kita telah berupaya membina dan mengembangkan kegiatan olah raga pecinta alam agar dapat meluas dan merata ke seluruh tanah air. Diselenggarakannya kegiatan panjat tebing dengan menggunakan dinding buatan memungkinkan masyarakat luas di perkotaan dapat menikmati atraksi penampilan para pemanjat tebing, dengan demikian akan dapat memberikan dampak langsung dalam memperluas minat remaja kepada olah rag

Arung Jeram

Arung Jeram merupakan suatu sarana olah raga yang dapat menguatkan fisik serta mental para personilnya. Dalam hal ini, dibutuhkan kekompakan yang cukup serta kekuatan fisik untuk dapat menerjang segala hambatan yang ada.

Arung jeram dapat dikategorikan sebagai olahraga petualangan, karena tidak saja mengandung unsur olahraga, tetapi juga berbagai resikonya. Olahraga ini termasuk kegiatan olahraga yang baru dibandingkan dengan mendaki gunung atau olahraga alam terbuka lainnya.Tidak banyak catatan yang dapat ditelusuri untuk mengetahui asal muasal olahraga ini. Yang pasti olahraga ini dimulai di Amerika Serikat, setelah Perang Dunia II. Ketika beberapa orang pengusaha menyusuri Sungai Colorado dengan perahu jenis pontoon sisa perang dunia. Pada abad 19 seorang pramuka bernama Mc Greegor membuat kendaraan air ini untuk rekreasi dan olahraga air. Seiring perkembangan zaman, maka material perahu pun berkembang dan mulai beralih ke plastik, aluminium, fibberglass dan karet Setelah Perang Dunia II selesai, perahu bekas Angkatan Laut Amerika mulai digunakan oleh para petualang untuk mengarungi sungai. Arung jeram ini dilakukan dengan perahu bulat yang disebut dengan basket boat karena bentuknya seperti keranjang.Kemudian perkembangannya menjadi pesat di tahun 60-an ketika teknologi rancangan dan bahan untuk membuat perahu seperti yang kita kenal sekarang ini.

Puncak Ungaran



Ungaran merupakan suatu gunung yang terletak di Jawa Tengah , tepatnya di kota Ungaran. Ungaran merupakan tempat yang sering di gunakan oleh para pecinta alam untuk menambah pengalaman serta adrenalin mereka. selain itu, gunung Ungaran sendiri memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan, seperti sunrise nya yang menawan dari puncaknya.
Dari sini, kita dapat melihat gunung-gunung lain yang dekat dengan gunung ungaran, seperti Gunung Merbabu, Merapi dan Sindoro Sumbing serta perbukitan-perbukitan yang lain. Bagi pendaki awal, pendakian di ungaran merupakan suatu hal yang paling mengesankan dan bahkan tak terlupakan.
Ehm...... selain dapat menjadikan pengalaman, pendakian di puncak ungaran dapat juga sebagai sarana olah raga, selain menyehatkan badan juga dapat menguatkan fisik dan mental para pendaki, dan itu dapat menjadi gemblengan bagi mereka untuk menjalankan kehidupan.

Minggu, 29 November 2009

pecinta alam


Alam merupakan ciptaan Tuhan yang sangat berharga dan itu patut kita syukuri. Dan salah satu cara kita untuk mensyukurinya yakni dengan mencintai alam, merawatnya, dan melestarikannya. Dengan demikian alam akan terjaga dari segala hal yang membahayakan. Alam telah banyak memberikan kita manfaat, karena sebagian besar makhluk hidup yang berada dibumi sangat tergantung hidupnya pada alam, seperti air, tumbuhan dan lain sebagainya.